Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

Tamu Tak Diundang: Mereka yang Datang Saat Tengah Malam

Gambar
Malam hari selalu memiliki kisahnya sendiri. Namun, di rumah tua yang kuwarisi dari nenek, malam memiliki arti lain. Ia membawa 'mereka'. Tamu-tamu tak diundang yang datang tepat saat jam menunjukkan tengah malam. Mereka bukan pencuri, bukan juga orang gila. Mereka adalah entitas yang lebih tua dari rumah itu sendiri, entitas yang hanya ingin satu hal: ditemani. Namaku Risa, seorang pekerja lepas yang sering menghabiskan malam sendirian di rumah ini. Rumah ini luas, dengan banyak sudut gelap dan suara-suara aneh dari angin yang berembus di sela-sela jendela. Awalnya, aku mengabaikan suara-suara itu. Mungkin hanya tikus, atau cabang pohon yang bergesekan dengan atap. Semuanya berubah pada suatu malam, saat listrik padam total. Aku sedang membaca buku di ruang tamu, ditemani cahaya lilin. Jam dinding tua berdentang, menunjukkan pukul dua belas malam. Tepat saat dentangan terakhir menghilang, aku mendengar ketukan di pintu depan. Tok... tok... tok... Ketukan itu pelan, tapi je...

Senyum Hantu: Kisah Horor yang Lebih Menakutkan dari Teriakannya

Gambar
Aku selalu berpikir bahwa horor sejati terletak pada suara. Jeritan menusuk, lolongan pilu, atau bisikan menyeramkan di telinga. Tapi aku salah. Kesalahan terbesarku adalah menganggap suara sebagai puncak ketakutan. Aku baru menyadari, ada sesuatu yang jauh lebih dingin, lebih menusuk, dan lebih menghantui daripada teriakan apa pun: senyuman. Namaku Dara, seorang mahasiswi seni yang baru pindah ke sebuah kontrakan tua dekat kampus. Kontrakan itu sebenarnya cukup nyaman, dengan jendela besar yang menghadap ke kebun belakang yang rimbun. Namun, ada satu hal aneh: sebuah lukisan potret wanita di dinding kamar tidurku. Lukisan itu bergaya klasik, dengan seorang wanita berambut hitam panjang mengenakan kebaya hijau tua. Yang paling menarik perhatianku adalah senyumnya. Senyum tipis yang misterius, seolah menyembunyikan ribuan rahasia. Pemilik kontrakan bilang lukisan itu sudah ada sejak lama, peninggalan penghuni sebelumnya yang entah kemana. Awalnya aku tidak peduli, bahkan menganggapnya s...

Gerbang Kereta Api Tua: Kisah Arwah Korban yang Menanti

Gambar
Gerbang kereta api tua itu berdiri kokoh, berkarat dimakan waktu, dan tak lagi berfungsi. Rel-rel di bawahnya tertutup lumut, jalur yang dulunya ramai kini sunyi senyap, hanya dilalui semak belukar dan ilalang. Penduduk desa percaya, gerbang itu bukan sekadar saksi bisu kecelakaan maut puluhan tahun silam, melainkan penanda sebuah portal. Sebuah portal yang menghubungkan dunia kita dengan mereka yang tak pernah benar-benar pergi. Namaku Bima, seorang fotografer amatir yang terobsesi dengan tempat-tempat angker. Aku mendengar desas-desus tentang gerbang kereta api tua ini dari seorang kenalan. Konon, setiap malam Jumat Kliwon, terdengar suara peluit kereta yang melengking, diikuti dengan lolongan pilu dan penampakan arwah-arwah yang gentayangan. Tentu saja, aku tidak percaya. Ini hanyalah cerita rakyat yang dibesar-besarkan, pikirku. Pada suatu malam Jumat Kliwon, dengan kamera dan nyali seadanya, aku memutuskan untuk mengunjungi gerbang itu. Udara dingin menggigit, langit gelap tanpa b...

Misteri di Balik Pohon Beringin: Kisah yang Terlupakan

Gambar
Angin malam berbisik, membawa aroma tanah basah dan daun kering. Di ujung desa, sebuah pohon beringin tua menjulang. Batangnya yang besar penuh kerutan seperti kulit kakek yang sudah berumur, dengan akar gantungnya yang menjuntai seperti tirai tebal. Konon, tak ada yang berani mendekat setelah matahari terbenam. Bukan karena takut, tapi karena ada sesuatu yang 'terlupa' di sana. Namaku Rizal, seorang penulis yang skeptis. Aku datang ke desa ini untuk mencari inspirasi, menertawakan mitos-mitos yang beredar. Semua orang bilang, pohon beringin itu angker. Mereka menceritakan kisah-kisah seram, tertawa cekikikan dari balik dedaunan, bayangan hitam yang melintas cepat, bahkan sosok perempuan berbaju putih yang duduk diam di salah satu cabangnya. Aku hanya mendengarkan sambil tersenyum simpul. Bagiku, itu semua hanyalah bualan untuk menarik perhatian. Suatu malam, rasa penasaranku mengalahkan akal sehat. Berbekal senter kecil, aku berjalan menuju pohon beringin itu. Malam itu, tidak...